Baju Adat, Identitas Bali dan Pelestarian Budaya

    Baju Adat, Identitas Bali dan Pelestarian Budaya

    DENPASAR - Pakaian adat sudah pasti menjadi bagian dari identitas kelompok budaya yang memakainya.

    Di Bali, baju adat sudah biasa digunakan saat pergi ke pura, berpartisipasi dalam upacara atau saat hari besar keagamaan.

    Biasanya banjar memberikan petunjuk tentang warna atau gaya yang harus diikuti. Bahkan pengunjung asing sudah ditolak memasuki pura jika tidak mengenakan sarung, atau pakaian yang pantas, selalu.

    Pada tahun 2018, logis mengikuti strateginya tentang melindungi budaya Bali dari pariwisata massal, Gubernur Bali, I Wayan Koster, mengeluarkan peraturan baru yang mengharuskan orang untuk menggunakan pakaian adat setiap hari Kamis, ini juga berlaku untuk semua institusi dan kantor di pulau Bali.

    Menurut dia, hal ini akan membantu generasi muda Bali untuk tidak melupakan kearifan lokal dan berpartisipasi dalam budaya dan adat istiadat.

    Berbicara kepada pers dan investor asing, ia mengatakan bahwa pariwisata Bali perlu dikelola secara komprehensif berdasarkan budaya, mutu dan martabat.

    “Jika Anda ingin berbisnis di Bali, Anda harus menghormati dan melestarikan budayanya. Tanpa budayanya, Bali tidak akan berarti apa-apa, ”pesan yang bagus untuk didengar, diluaskan, dan diikuti. (Pascal)

    denpasar bali budaya baju adat celebrating100 years bali
    Updates.

    Updates.

    Artikel Sebelumnya

    Sambut HUT ke-58, Golkar Bali Libatkan 30.000...

    Artikel Berikutnya

    Ketua KONI Bali Oka Darmawan Siap Pertahankan...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Nagari TV, TVnya Nagari!
    Hendri Kampai: Merah Putih, Bukan Abu-Abu, Sekarang Saatnya Indonesia Berani Jadi Benar
    Hendri Kampai: Swasembada Pangan dan Paradoks Kebijakan
    Hendri Kampai: Negara Gagal Ketika Rakyat Ditekan dan Oligarki Diberi Hak Istimewa
    Hendri Kampai: Pemimpin Inlander Selalu Bergantung pada Asing

    Ikuti Kami